Memetik Hikmah Ibadah Qurban
Memetik hikmah
ibadah qurban – Hari Raya Idul Adha dilaksanakan setiap tanggal
10 Dzulhijjah, dan tahun 2019 ini jatuh
pada hari Minggu, 11 Agustus 2019. Hari Besar Islam ini ditandai dengan
pelaksanaan Shalat Idul Adha, ibadah jasadiah dan khususiat.

Kemudian
ibadah ini diikuti dengan ibadah qurban bagi yang mampu melaksanakannya. Antara
shalat idul adha dan ibadah qurban terdapat keterkaitan yang erat. Hal ini
dapat dipahami melalui Al Qur’an Surat Al Kautsar Ayat 2 yang artinya:
Usai
melaksanakan shalat Idul Adha umat muslim yang mampu menunaikan ibadah qurban,
ibadah sunat muakkad (ibada yang angat dianjurkan).
Qurban
(kurban) berarti pendekatan diri kepada Allah SWT (taqarrub ila Allah). Memang berkurban merupakan ibadah sunat muakkad
(sunat yang dianjurkan). Namun bagi umat muslim yang mampu akan menjadi ebuah
kewajiban untuk berkurban dan makhruh bagi yang mampu berkurban namun tidak
melaksanakan ibadah tersebut.
Ibadah
kurban atau qurban mengandung hikmah yang perlu dipahami oleh setiap umat
muslim. Kemudian diterapkan dalam perilaku kehidupan sehari-hari.
Ibadah
kurban mengandung nilai ketaatan kepada Allah SWT dalam beribadah wajib maupun
sunat. Nilai ketaatan ini kita kutip ketika Nabi Ibrahim As menyembelih putra
kesayangannya. Demi ketaatan dan tauhid kepada Allah SWT, Nabi Ibrahim As
dengan ikhlas memenuhi perintah Allah SWT.
Dalam
kehidupan sehari-hari, hal paling mudah ditemukan adalah ketika Allah SWT
memanggil untuk menunaikan ibadah shalat melalui muazin mengumandangkan lafaz
azan.
Apakah
umat muslim akan memenuhi panggilan tersebut atau meneruskan pekerjaannya dan
tidak peduli dengan panggilan tersebut. Umat muslim yang taat tentu saja akan
memenuhi panggilan untuk mengerjakan shalat dan meninggalkan perkerjaanya untuk
sementara.
Ibadah
kurban mengandung nilai keikhlasan dalam beribadah kepada Allah SWT. Sebagaimana
halnya Nabi Ibrahim As yang telah ikhlas untuk mengurbankan anaknya Nabi Imail
As.
Bagi
umat muslim yang menunaikan ibadah kurban, hewan ternak yang akan disembelih
telah dibeli dengan harga mahal. Namun ketaatan dan tauhid, hewan ternak
tersebut dikurbankan semata-mata mengharap ridho Allah SWT.
Ibadah
kurban secara zahir adalah menyembelih hewan dimana waktu dan syarat-syaratnya dikhususkan
untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT (taqarrab
ila Allah). Menyembelih hewan pada hakikatnya adalah menghilangkan sikap
hewani yang melekat pada manusia.
Tauhid
dan ikhlas kepada Allah SWT merupakan dua hal dari puncak akhlak muslim yang
sempurna. Sebagaimana Sabda Nabi Muhammad SAW:
Dengan mengambil hikmah dari ibadah qurban seperti
ketaatan dan keikhlasan menunaikan perintah Allah SWT akan terlahir akhlak yang
mulia dan mendatangkan kenyamanan dalam hidup sehari-hari. Semoga bermanfaat.
ibadah qurban – Hari Raya Idul Adha dilaksanakan setiap tanggal
10 Dzulhijjah, dan tahun 2019 ini jatuh
pada hari Minggu, 11 Agustus 2019. Hari Besar Islam ini ditandai dengan
pelaksanaan Shalat Idul Adha, ibadah jasadiah dan khususiat.

Ilustrasi hikmah ibadah qurban (pixabay.com)
Kemudian
ibadah ini diikuti dengan ibadah qurban bagi yang mampu melaksanakannya. Antara
shalat idul adha dan ibadah qurban terdapat keterkaitan yang erat. Hal ini
dapat dipahami melalui Al Qur’an Surat Al Kautsar Ayat 2 yang artinya:
“Maka
laksanakanlah sholat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan
mendekatkan diri kepada Allah).
Usai
melaksanakan shalat Idul Adha umat muslim yang mampu menunaikan ibadah qurban,
ibadah sunat muakkad (ibada yang angat dianjurkan).
Qurban
(kurban) berarti pendekatan diri kepada Allah SWT (taqarrub ila Allah). Memang berkurban merupakan ibadah sunat muakkad
(sunat yang dianjurkan). Namun bagi umat muslim yang mampu akan menjadi ebuah
kewajiban untuk berkurban dan makhruh bagi yang mampu berkurban namun tidak
melaksanakan ibadah tersebut.
Ibadah
kurban atau qurban mengandung hikmah yang perlu dipahami oleh setiap umat
muslim. Kemudian diterapkan dalam perilaku kehidupan sehari-hari.
1.Ketaatan kepada Allah SWT
Ibadah
kurban mengandung nilai ketaatan kepada Allah SWT dalam beribadah wajib maupun
sunat. Nilai ketaatan ini kita kutip ketika Nabi Ibrahim As menyembelih putra
kesayangannya. Demi ketaatan dan tauhid kepada Allah SWT, Nabi Ibrahim As
dengan ikhlas memenuhi perintah Allah SWT.
Dalam
kehidupan sehari-hari, hal paling mudah ditemukan adalah ketika Allah SWT
memanggil untuk menunaikan ibadah shalat melalui muazin mengumandangkan lafaz
azan.
Apakah
umat muslim akan memenuhi panggilan tersebut atau meneruskan pekerjaannya dan
tidak peduli dengan panggilan tersebut. Umat muslim yang taat tentu saja akan
memenuhi panggilan untuk mengerjakan shalat dan meninggalkan perkerjaanya untuk
sementara.
2.Keikhlasan dalam beribadah
Ibadah
kurban mengandung nilai keikhlasan dalam beribadah kepada Allah SWT. Sebagaimana
halnya Nabi Ibrahim As yang telah ikhlas untuk mengurbankan anaknya Nabi Imail
As.
Bagi
umat muslim yang menunaikan ibadah kurban, hewan ternak yang akan disembelih
telah dibeli dengan harga mahal. Namun ketaatan dan tauhid, hewan ternak
tersebut dikurbankan semata-mata mengharap ridho Allah SWT.
3.Akhlak sempurna
Ibadah
kurban secara zahir adalah menyembelih hewan dimana waktu dan syarat-syaratnya dikhususkan
untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT (taqarrab
ila Allah). Menyembelih hewan pada hakikatnya adalah menghilangkan sikap
hewani yang melekat pada manusia.
Tauhid
dan ikhlas kepada Allah SWT merupakan dua hal dari puncak akhlak muslim yang
sempurna. Sebagaimana Sabda Nabi Muhammad SAW:
“Iman
orang-orang mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya, lembut
perangainya, bersikap ramah dan disukai pergaulannya.”(HR.Thabrani).
Lihat juga : Berkurban dan Perbaikan Umat
Dengan mengambil hikmah dari ibadah qurban seperti
ketaatan dan keikhlasan menunaikan perintah Allah SWT akan terlahir akhlak yang
mulia dan mendatangkan kenyamanan dalam hidup sehari-hari. Semoga bermanfaat.
0 Response to "Memetik Hikmah Ibadah Qurban"
Post a Comment